Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

PBI event?

Hari ini, X-5 jalan-jalan lagi. Tapi sekarang khusus anak-anak PBI (pernah diceritain kan PBI tuh apa) dan tanpa guru ataupun tugas tentunya :). Berapa hari lalu, Melinda nge-wall di PBI, katanya ngajakin nonton, dan setelah sms an panjaaaaaaaaaaang lebar semaleman sampe pagi, akhirnya sepakat deh buat ngumpul dpn BSM jam 11:30 hari ini (Kamis). Nah, karena kebiasaan ngaret, jadilah jam 12 kurang dikit aku sama Irma baru nyampe (sebenernya sih yang telat aku, tapi Irmanya jadi kebawa-bawa deh). Di depan ternyata baru ada Ulfa sama Rida, dan Melinda, yang buat acaranya sendiri, juga telat. Wakwakwak. Beberapa menit kemudian, Melinda dateng juga, dan ternyata, anak-anak cowok udah pada di atas! Wah, kerajinan banget sih jadi orang, hehe. Langsunglah aku, Irma, Melinda, Rida, sama Ulfa nyusul ke atas. Dan yang udah di atas Rahdam, Erik, Dendi, Hilman, sama Fazril. Di sana kita sempet debat dulu mau nonton apa. Dendi tuh yang paling heboh, dia pengen nonton Pocong Ngesot, tapi Melinda pen

A Change of You

You are much changed . In fact , we never thought of this before ... First, you're so close to us...you're so kind . But, you went away now, you forgot of us! Yes , you're back at us , but that only if you need ! You spend time with them , you forget about us and you're a HYPOCRITE . YOU'RE SUPPOSED TO LAUGH AT YOURSELF!

Dan Kau Perlu Tahu...

Gambar
Skenario hidup ini kadang begitu pahit, dan layaknya bermain drama di atas panggung besar sungguhan, aku seringkali melakukan kesalahan meskipun hanya mendapatkan giliran dalam waktu yang sangat singkat. Tokoh-tokoh antagonis itu menginjak-injakku tanpa ampun. Namun, aku sadar, inilah hidup. Hidup yang begitu berat, dan penuh dengan ketidakadilan... Hari ini, tak ada yang menggenggam erat tanganku. Ketika aku begitu terpukul dan kecewa, ketika aku hampir terjerumus ke jalan yang salah. Saat itu, aku tetap bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku, yaitu sebuah kekuatan yang amat berarti. Namun aku kecewa, karena ternyata ia belum mendapatkan kekuatan tersebut, dan ia mengkhianati kami dengan segala janji dan ucapan manisnya. Ketika aku mulai membencinya, seseorang menyadarkanku. Menyadarkanku bahwa ia tak bersalah..perbuatannyalah yang salah, dan aku tak berhak untuk membencinya. Orang yang sama pun menyadarkanku, bahwa akulah yang harus merubahnya, yang harus mengembalikannya