Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tentang Malam dan Renung yang Redam

Tatkala laguh-lagah dunia berganti senyap, ingar-bingarnya terusir pekat. Tak perlu kau sesalkan pagi yang ingkar janji, siang yang tak melulu senang, juga senja yang tak seindah ujar pujangga. Bersujudlah, biar air mata menguap ke seluruh penjuru angkasamu. Sebagai bentuk sesal atas segala angkuh, dan kepasrahan bahwa suatu hari ‘kan kembali. Setelahnya, cukup pejamkan mata, bolehlah sesekali berkedip. Denyut waktu yang akan pegang kendali mengantarmu pada pagi. Pertanda belum habis kesempatan siapkan bekal. Saat akhirnya surya menyapa, kau biarkan sepasang cangkir menyeruakkan aroma kopi ke setiap sudut ruang. Kau sesap dalam-dalam dengan ia sang penyempurna diri. Tak lupa juga panjatkan doa dan bait syukur seraya jalani peran beriringan. Bersama, tumbuh, kuat dan menyayangi.

Untukmu

Gambar
Dulu, aku -dan mungkin juga kau-, pernah terbelenggu oleh paragraf-paragraf patah hati. Pernah jatuh terlalu dalam ke jurang yang orang sebut cinta, hingga jutaan wajahnya menguasai kepala. Pernah lupa, bahwa hati ini tak sendiri mengatur dirinya. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, kita belajar. Perlahan memantaskan diri, menebar benih mimpi, dan tak lupa mengalirkan bait-bait doa, terus dan terus. Sampai pada akhirnya, hari bahagia itu datang. Dia mempersatukan kita pada satu titik temu. Kau adalah teman. Kau adalah jawaban. Kau adalah anugerah terindah yang Allah kirim untuk menemaniku di dunia, dan kuharap di surga-Nya kelak. Terima kasih telah hadir dan mengisi lembaran baru hariku, Galih :)