Bagian Kedua
Hai, aku kembali, dengan cerita bagian kedua seperti yang kujanjikan. Selamat membaca!
Bumi berotasi setiap hari. Manusia juga. Aku juga.
Ada banyak fase dalam kehidupan. Susah senang, sedih bahagia, tawa, dan luka. Kita tak bisa diam di tempat, mengamati setiap perubahan yang terjadi di sekeliling tanpa ikut terpengaruh barang sedikit. Tidak bergerak dan membiarkan semua terjadi sesuai keinginan. Tidak. Tidak seperti itu.
Manusia bertemu dan berpisah. Mendapatkan lalu kehilangan. Datang kemudian pergi.
Dalam perjalanan, aku mengalami berbagai peristiwa. Dua yang belum lama terjadi adalah tentang kedatangan, dan kepergian.
Seorang bayi laki-laki hadir, menambah daftar nama di keluarga besarku. Rasa bahagia kami turut lahir bersamanya. Tingkahnya yang menggemaskan membuat kami jatuh hati berulang kali. Perjuangan kedua orang tuanya -kakak sepupuku dan suaminya- mengingatkanku akan cinta tanpa syarat yang kudapatkan dari kedua orang tuaku selama ini. Selamat datang, adik kecil.
Beberapa waktu setelahnya, kami merasakan pedihnya kepergian. Salah seorang anggota keluarga kami, Pakdeku, di seberang pulau sana, telah berpulang. Sungguh, beliau merupakan tokoh yang sangat berjasa. Kepergiannya menyisakan duka mendalam di hati keluarga, sanak saudara, serta kerabat yang ia tinggalkan. Aku sadar, setiap manusia akan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Dan sebaik-baiknya manusia, adalah yang semasa hidupnya menebarkan manfaat untuk manusia lain. Selamat jalan, Pakde.
Kisah ini terus mengalir. Kemana ia akan bermuara, aku belum tahu.
Hmmm, bicara tentang kedatangan.... Aku punya satu pertanyaan.
Pernahkah, seseorang datang...
...dan mengetuk pintu hatimu?
Bersambung.
Terima kasih telah membaca, sampai jumpa di bagian ketiga!
Seorang bayi laki-laki hadir, menambah daftar nama di keluarga besarku. Rasa bahagia kami turut lahir bersamanya. Tingkahnya yang menggemaskan membuat kami jatuh hati berulang kali. Perjuangan kedua orang tuanya -kakak sepupuku dan suaminya- mengingatkanku akan cinta tanpa syarat yang kudapatkan dari kedua orang tuaku selama ini. Selamat datang, adik kecil.
Beberapa waktu setelahnya, kami merasakan pedihnya kepergian. Salah seorang anggota keluarga kami, Pakdeku, di seberang pulau sana, telah berpulang. Sungguh, beliau merupakan tokoh yang sangat berjasa. Kepergiannya menyisakan duka mendalam di hati keluarga, sanak saudara, serta kerabat yang ia tinggalkan. Aku sadar, setiap manusia akan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Dan sebaik-baiknya manusia, adalah yang semasa hidupnya menebarkan manfaat untuk manusia lain. Selamat jalan, Pakde.
Kisah ini terus mengalir. Kemana ia akan bermuara, aku belum tahu.
Hmmm, bicara tentang kedatangan.... Aku punya satu pertanyaan.
Pernahkah, seseorang datang...
...dan mengetuk pintu hatimu?
Bersambung.
Terima kasih telah membaca, sampai jumpa di bagian ketiga!
Kedatangan :)
BalasHapus