Prolog

Gagal sidang, kemudian nyaris gagal untuk kedua kalinya, tentu bukan hal yang mudah. Lelah dan panik setengah mati bukan alasan untuk tak mengulang wawancara di malam sebelum sidang. Namun, keajaiban bisa terjadi kapan saja. Tangis putus asa di h-16 jam sidang, berganti jadi sujud syukur dari lantai 2 gedung FPMIPA pada 24 Januari 2018. Beberapa waktu setelahnya, kedua orang tua serta adikku mendampingiku menghadiri wisuda.
Detik berganti, euforia berlalu. Hari-hari selanjutnya kujalani dengan rutinitas baru, yaitu sebagai pencari pekerjaan. Berbagai pengalaman datang menghampiri. 'Manusia sebagai makhluk individu' yang dulu kupelajari sangat terasa pada fase ini. Diam di zona nyaman atau melompat ke luar jadi pilihan. Alhamdulillah, setelah kurang lebih satu bulan, aku diterima di sebuah perusahaan, tepat di usiaku yang ke 22.
Perjuangan tak berhenti sampai di sini. Adaptasi rupanya menjadi hal yang sangat sulit bagiku. Entah apa yang salah, tapi aku merasa begitu lambat dalam beradaptasi di lingkungan ini, baik masalah pergaulan, juga tugas-tugas yang harus kukerjakan. Namun, setelah sebulan berlalu, rasa memiliki pun timbul. Aku mulai menikmati apa yang aku kerjakan, kemudian ingat pada tekad awalku untuk mencari ilmu dan pengalaman, juga untuk berkembang dan mendapat banyak kawan baru. Maka, setiap hari kupupuk semangat dan kuluruskan niat.

***

Terlalu banyak yang ingin kutulis sampai bingung memulai dari mana. Hmmm tunggu beberapa hari lagi ya. Setelah semua ke-hectic-an ini berakhir, akan kucicil sedikit demi sedikit. Akan kembali kubagi beberapa kisah sederhana yang mungkin bisa membuatmu sedikit tersenyum, atau seperti biasa, kukenang sebagai 'cerita lama'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume RE: Menyolder, Membuat Rangkaian Seri dan Paralel

#Sistem Basis Data: E-Ticketing Kereta Api

Di Balik Sebuah Buku