Lingkaran
Beberapa bulan ini, ada yang terasa pergi dari hati. Bener-bener mengganggu. Ada semacam kekosongan yang entah gimana menjelaskannya. Sempat gak terasa karena teralihkan oleh banyak kesibukan. Tapi di waktu-waktu tertentu, terutama waktu-waktu sendiri, hati nggak bisa bohong. Ia rindu.
Dulu, kita adalah titik-titik yang berjalan sendiri-sendiri. Tak saling mengenal. Berjauhan. Sampai akhirnya satu demi satu bertemu, berkenalan, mendekat. Dan atas izin Allah, kita melingkar!Atas izin dari-Nya pula, sekarang kita berpisah. Ditempatkan di kampus, pekerjaan, bahkan kota yang berbeda. Namun, hati kita telah terpaut, dan sejauh apapun, Allah selalu mempertemukan kita dalam doa.
Kemudian aku sadar dan mulai mensyukuri betapa beruntungnya aku masih bisa merasakan perasaan itu, yang nggak akan terasa jika dulu aku nggak bertemu kalian, Afroza. Aku butuh melingkar lagi.
Beberapa halangan datang, sampai aku sempat berpikir, "apa Allah udah nggak ngizinin aku buat melingkar lagi?". Salah. Mungkin halangan itu hanya sebagai ujian untuk melihat seberapa kuat niatku.
Dan pada akhirnya, Allah mempertemukanku kembali dengan seorang teteh mentor di kampus. Alhamdulillah, seneng banget. Sampai hampir nangis waktu ketemu tetehnya, tapi ditahan soalnya malu, hehe.
Kami bercerita banyak, dan aku tumpahkan semua perasaan yang selama ini mengganggu. Iya, hanya berdua, memang bukan lingkaran yang sempurna. Tapi aku yakin, setelah ini, titik-titik yang lain, yang masih berjalan sendiri-sendiri, akan kembali mendekat. In syaa Allah.
"Jangan lihat kejadiannya, tapi hikmahnya. Sangat rugi jika kita hanya dapat melewati suatu kejadian tanpa bisa memetik hikmah, tanpa menyadari apa yang ingin Allah sampaikan pada kita lewat kejadian tersebut"
-Teh Ipeh.
Komentar
Posting Komentar
komentar anda, semangat saya :)))