Liburaaan~ part1
Hari gini liburannya masih gitu-gitu aja? Kita nggak ya, haha...
Berawal dari sms pemberitahuan pak menteri tentang liburan BEM, kami berkumpul jam 7 pagi di gik tercinta. Nggak sih, nggak jam 7, aku aja baru sampai jam 07.19 -jangan ditiru plis-
Yap, ternyata pak pres beserta jajarannya yang kreatif banget ini telah merancang sebuah acara 'liburan' buat anak-anak BEM. Kami nggak diberitahu liburannya seperti apa, hanya dijarkom barang bawaan, dresscode, dan diberitahu bahwa kami akan berjuang untuk KEMAKOM.
Sekitar jam 8 pagi, total sebanyak 24 orang siap berangkat menuju Sasana Olahraga Ganesha (saraga), aku dan beberapa teman menggunakan motor dan sisanya menggunakan angkutan umum.
Setelah semua sampai di saraga, kami melakukan briefing dan dibagi kelompok. Aku kebagian sama uyung dan galih. Ternyata kami akan jualan!
Produk sudah disiapkan yaitu kue-kue basah dan setiap kelompok harus menjual 4 kotak yang masing-masing berisi 10 kue. Kini saatnya menjemput pembeli. Lokasi dibagi dua, ada yang ke simpang dago, dan ada yang ke monumen perjuangan. Kelompok kami ke monumen perjuangan, dan kami bertiga gak kebayang rute yang diinstruksikan kang Arif. Akhirya kami membuat rute perjalanan sendiri yaitu lewat cfd (car free day) dago lalu masuk ke jalan sebelah RS Borromeus (Jl. Hasanudin, kalau tidak salah), dan aku yang merupakan satu-satunya orang Bandung asli di dalam kelompok sok-sok-an memimpin *menigeuleuh hahaha.
Pembeli pertama kami temui saat baru saja keluar dari saraga. Wah bukan main senangnya kami. Gimana nggak, baru saja keluar garis start, sudah ada pembeli. Kami pun melayani bapak-bapak itu dengan sangat profesional wkwkwk, meskipun beliau hanya beli satu.
Semangat kami yang awalnya menggebu karena adanya pembeli pertama tadi, lama kelamaan surut karena setelah lama berputar-putar di cfd, tidak ada satupun yang membeli dagangan kami. Asli sedih pisan. Dari sekian ratus orang yang ada di sana, gak ada satupun yang membeli. Responnya beragam, ada yang tersenyum sambil bilang maaf, ada yang hanya menggeleng, diam, bahkan ada juga yang memasang wajah kurang bersahabat.
Hampir putus asa, kami melewati sekumpulan anak-anak yang sedang mengumpulkan dana sambil bermain peran. Seperti drama musikal, diiringi permainan biola yang memukau. Di depan mereka disediakan kardus yang bertuliskan 'Kami Ingin Jadi Arsitek', dan ke dalam kardus itulah orang-orang yang hatinya tersentuh menyumbangkan uang.
Itu dia! Kami juga sepertinya harus menerapkan teori 'the power of words' dan akhirnya kami membuat tulisan di sebuah kertas 'Danus Perjuangan, untuk IT yang lebih maju'. Kami menulis begitu karena memang kami mengumpulkan dana demi menyukseskan acara-acara jurusan untuk memajukan IT, salah satunya dinamik.
Bermodalkan kertas itu kami kembali berjalan menuju monumen perjuangan. Di jalan Hasanudin pun kami tidak mendapatkan pembeli, karena jalan tersebut tidak terlalu ramai, bukan tempat orang berlalu-lalang seperti cfd.
Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Ini dia penampakannya.
Di depan monumen tersebut ada 2 buah taman yang merupakan pemisah antara monumen dengan gedung sate. Kami tidak berjualan di monumennya, melainkan di taman depannya. Namun sebelumnya kami istirahat sejenak di bawah pohon rindang sambil mengamati keadaan. Di sana tidak kalah ramai dengan di cfd, bahkan menurutku tempat ini lebih potensial. Tapi karena capek dan belum ada yang beli jadi mood jualan aku ilang huhu. Kami berputar-putar di sana, berteriak-teriak 'Kue kueee, 5ribu duaaa', menawarkan sana-sini, namun tak kunjung ada pembeli. Kami juga tak lupa membaca surat Al-Insyirah ketika ada kesempatan. Beberapa kejadian lucu terjadi di sini, salah satunya adalah tragedi Galih yang dipeluk banci. Hahaha. Jadi saat kami sedang berjalan tiba-tiba seorang banci menghampiri Galih dan bilang, "Hai aa ganteng~", kemudian dia memeluk Galih. "Apaan sih lagi jualan tau!", seru Galih sambil melepaskan tangan banci itu dari pundaknya kemudian menghindar. Itu cukup menghibur lah di tengah kegundahan hati kami hahaha *lebay.
Kami makin putus asa saat Uyung membuka LINE, dan kang Arif bertanya sudah laku berapa dagangan kami. Uyung pun membalas 'satu', tanpa keterangan satu buah, atau satu dus.
Hampir putus asa, kami berniat pindah ke taman sebelahnya. Namun saat sudah dekat dengan pintu keluar, dari jauh ada tiga orang yang memperhatikan kami. Aku memperlambat jalan karena mengira itu adalah pembeli yang tertarik dengan dagangan kami.
"Maaf, boleh minta waktunya sebentar?", tanya salah satu dari mereka. Aku, Uyung dan Galih saling pandang. "Kami sedang ada tugas, mau nanya-nanya sedikit tentang pahlawan, boleh?", lanjutnya. Akhirnya kami mengiyakan. Kami diwawancara sambil direkam dengan latar belakang monumen. Wawancaranya cukup singkat, hanya sekitar 3 menit. Setelah itu kami sedikit berbincang, ternyata mereka dari UNIKOM.
"Sekalian beli atuh, kang", kataku. Lalu kami menjelaskan mengenai dinamik dan mereka pun membeli dagangan kami. Hanya satu orang sih yang beli, duanya lagi gak bawa uang katanya. Tapi gak apa deh lumayan hehehe.
Setelah itu kami pindah ke taman yang kedua. Di sana sedikit lebih ramai. Tapi tetap saja, tidak berpegaruh pada dagangan kami. Sementara itu, beberapa kelompok yang kami temui ada yang sudah laku 1 dus, bahkan 2 dus. Kami hampir putus asa. Setelah menawarkan pada sebuah keluarga yang sedang duduk-duduk dan kembali ditolak, kami hedak pergi meninggalkan taman tersebut. Tapi tiba-tiba keluarga tersebut memanggil kami kembali, dan suara mereka tuh bak suara malaikat yang membangkitkan semangat kami di tengah keputusasaan wkwkwk lebay banget tapi emang bener. Mereka membeli 2 kue. Semangat lagi, kami kembali ke taman yang pertama dan bertemu dengan kelompok kang Arif, kang Asep, bang Reggy juga kelompok Nurul, Qory, Egi. Mereka akan kembali ke salman, tetapi terlebih dahulu menunggu bang Reggy yang masih belanja. Lah, orang jualan kok ini malah belanja, haha. Kami yang semangatnya masih menggebu memutuskan untuk kembali berjualan, dan kini menggunakan teori 'the power of mouth' plus 'the power of tampang memelasnya Galih'. Nggak, nggak, yang kedua bercanda. Jadi, kini kami berjualan sekalian promosi acara-acara ilkom seperti P2M dan DINAMIK. Ternyata, setelah tahu bahwa kami sedang ngedanus, orang-orang lebih tertarik untuk beli, bahkan banyak bertanyamengenai dinamik sekaligus mendoakan kami untuk kesuksesan acara tersebut. Mulai dari sana, dagangan kami laku! Bahkan ada seorang ibu yang merupakan sarjana komputer membeli dagangan kami satu dus sekaligus!
Sayang, waktu kesepakatan untuk berkumpul di salman sudah tiba (bahkan lebih!). Kami segera menuju salman ITB untuk salat dzuhur dan melanjutkan agenda liburan selanjutnya.
Berawal dari sms pemberitahuan pak menteri tentang liburan BEM, kami berkumpul jam 7 pagi di gik tercinta. Nggak sih, nggak jam 7, aku aja baru sampai jam 07.19 -jangan ditiru plis-
Yap, ternyata pak pres beserta jajarannya yang kreatif banget ini telah merancang sebuah acara 'liburan' buat anak-anak BEM. Kami nggak diberitahu liburannya seperti apa, hanya dijarkom barang bawaan, dresscode, dan diberitahu bahwa kami akan berjuang untuk KEMAKOM.
Sekitar jam 8 pagi, total sebanyak 24 orang siap berangkat menuju Sasana Olahraga Ganesha (saraga), aku dan beberapa teman menggunakan motor dan sisanya menggunakan angkutan umum.
Setelah semua sampai di saraga, kami melakukan briefing dan dibagi kelompok. Aku kebagian sama uyung dan galih. Ternyata kami akan jualan!
Produk sudah disiapkan yaitu kue-kue basah dan setiap kelompok harus menjual 4 kotak yang masing-masing berisi 10 kue. Kini saatnya menjemput pembeli. Lokasi dibagi dua, ada yang ke simpang dago, dan ada yang ke monumen perjuangan. Kelompok kami ke monumen perjuangan, dan kami bertiga gak kebayang rute yang diinstruksikan kang Arif. Akhirya kami membuat rute perjalanan sendiri yaitu lewat cfd (car free day) dago lalu masuk ke jalan sebelah RS Borromeus (Jl. Hasanudin, kalau tidak salah), dan aku yang merupakan satu-satunya orang Bandung asli di dalam kelompok sok-sok-an memimpin *menigeuleuh hahaha.
Pembeli pertama kami temui saat baru saja keluar dari saraga. Wah bukan main senangnya kami. Gimana nggak, baru saja keluar garis start, sudah ada pembeli. Kami pun melayani bapak-bapak itu dengan sangat profesional wkwkwk, meskipun beliau hanya beli satu.
Semangat kami yang awalnya menggebu karena adanya pembeli pertama tadi, lama kelamaan surut karena setelah lama berputar-putar di cfd, tidak ada satupun yang membeli dagangan kami. Asli sedih pisan. Dari sekian ratus orang yang ada di sana, gak ada satupun yang membeli. Responnya beragam, ada yang tersenyum sambil bilang maaf, ada yang hanya menggeleng, diam, bahkan ada juga yang memasang wajah kurang bersahabat.
Hampir putus asa, kami melewati sekumpulan anak-anak yang sedang mengumpulkan dana sambil bermain peran. Seperti drama musikal, diiringi permainan biola yang memukau. Di depan mereka disediakan kardus yang bertuliskan 'Kami Ingin Jadi Arsitek', dan ke dalam kardus itulah orang-orang yang hatinya tersentuh menyumbangkan uang.
Itu dia! Kami juga sepertinya harus menerapkan teori 'the power of words' dan akhirnya kami membuat tulisan di sebuah kertas 'Danus Perjuangan, untuk IT yang lebih maju'. Kami menulis begitu karena memang kami mengumpulkan dana demi menyukseskan acara-acara jurusan untuk memajukan IT, salah satunya dinamik.
Bermodalkan kertas itu kami kembali berjalan menuju monumen perjuangan. Di jalan Hasanudin pun kami tidak mendapatkan pembeli, karena jalan tersebut tidak terlalu ramai, bukan tempat orang berlalu-lalang seperti cfd.
Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Ini dia penampakannya.
gambar dari [sini] |
Kami makin putus asa saat Uyung membuka LINE, dan kang Arif bertanya sudah laku berapa dagangan kami. Uyung pun membalas 'satu', tanpa keterangan satu buah, atau satu dus.
Hampir putus asa, kami berniat pindah ke taman sebelahnya. Namun saat sudah dekat dengan pintu keluar, dari jauh ada tiga orang yang memperhatikan kami. Aku memperlambat jalan karena mengira itu adalah pembeli yang tertarik dengan dagangan kami.
"Maaf, boleh minta waktunya sebentar?", tanya salah satu dari mereka. Aku, Uyung dan Galih saling pandang. "Kami sedang ada tugas, mau nanya-nanya sedikit tentang pahlawan, boleh?", lanjutnya. Akhirnya kami mengiyakan. Kami diwawancara sambil direkam dengan latar belakang monumen. Wawancaranya cukup singkat, hanya sekitar 3 menit. Setelah itu kami sedikit berbincang, ternyata mereka dari UNIKOM.
"Sekalian beli atuh, kang", kataku. Lalu kami menjelaskan mengenai dinamik dan mereka pun membeli dagangan kami. Hanya satu orang sih yang beli, duanya lagi gak bawa uang katanya. Tapi gak apa deh lumayan hehehe.
Setelah itu kami pindah ke taman yang kedua. Di sana sedikit lebih ramai. Tapi tetap saja, tidak berpegaruh pada dagangan kami. Sementara itu, beberapa kelompok yang kami temui ada yang sudah laku 1 dus, bahkan 2 dus. Kami hampir putus asa. Setelah menawarkan pada sebuah keluarga yang sedang duduk-duduk dan kembali ditolak, kami hedak pergi meninggalkan taman tersebut. Tapi tiba-tiba keluarga tersebut memanggil kami kembali, dan suara mereka tuh bak suara malaikat yang membangkitkan semangat kami di tengah keputusasaan wkwkwk lebay banget tapi emang bener. Mereka membeli 2 kue. Semangat lagi, kami kembali ke taman yang pertama dan bertemu dengan kelompok kang Arif, kang Asep, bang Reggy juga kelompok Nurul, Qory, Egi. Mereka akan kembali ke salman, tetapi terlebih dahulu menunggu bang Reggy yang masih belanja. Lah, orang jualan kok ini malah belanja, haha. Kami yang semangatnya masih menggebu memutuskan untuk kembali berjualan, dan kini menggunakan teori 'the power of mouth' plus 'the power of tampang memelasnya Galih'. Nggak, nggak, yang kedua bercanda. Jadi, kini kami berjualan sekalian promosi acara-acara ilkom seperti P2M dan DINAMIK. Ternyata, setelah tahu bahwa kami sedang ngedanus, orang-orang lebih tertarik untuk beli, bahkan banyak bertanyamengenai dinamik sekaligus mendoakan kami untuk kesuksesan acara tersebut. Mulai dari sana, dagangan kami laku! Bahkan ada seorang ibu yang merupakan sarjana komputer membeli dagangan kami satu dus sekaligus!
Sayang, waktu kesepakatan untuk berkumpul di salman sudah tiba (bahkan lebih!). Kami segera menuju salman ITB untuk salat dzuhur dan melanjutkan agenda liburan selanjutnya.
Meskipun di perjalanan uyung seringkali terjatuh, namun tidak sekonyong-konyong mematahkan semangat kami
BalasHapusjangan berbangga hati dulu yung, meskipun kamu seringkali terjatuh namun dirimu belum bisa menaklukan hati seorang banci :')
Hapustunggu part selanjutnya yah~
Kalian Luar Biashaaaaa \o/~
BalasHapusteteh cp ldg jugaaaaaaaaaaaa~
HapusWaduh, bongkar aib nih, wkwkwkwk :v
BalasHapus*Tepuk Salut~
belanja apa atuh euy, meni gaya~ heheheh ampun --v
Hapustepuk salut!
Cuma kebutuhan primer wkwkwk :v
HapusHaha ngakak lah :v ganteng kalian :)
BalasHapustjie yang gak ikut~ huehehe
Hapus