Embun dan Air Mata~

Embun mengiringi langkah kami menuju kamar mandi yang lumayan jauh dari barak. Dingin. Tak ada rumput kering yang bisa kami duduki. Tanpa mengetahui waktu dengan pasti, kami mengambil air wudhu, lalu kembali ke barak. Tahajud. Setelah sekian lama tak bersujud di sepertiga malam seperti ini, dan kini, untuk pertama kalinya bersama para akhwat pilihan Allah di barak 1.
Kemudian ke aula. Aku menulis surat untuk Allah, meski aku tahu Allah mengetahui isi hatiku tanpa harus kutulis.
Ya Allah, kalo aku nakal, kalo aku males, kalo aku salah, tolong. Tolong kembalikan aku ke jalan-Mu. Karena aku sedang mempersiapkan singgasana surga buat orang tuaku. Semoga aku bisa mempersembahkannya untuk mereka. Aamiin.
Terus, sambil menangis. Lalu kami baca keras-keras. Menyambut datangnnya Subuh. Embun, dan air mata.

*hari kedua, pengukuhan Binder XIX

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume RE: Menyolder, Membuat Rangkaian Seri dan Paralel

#Sistem Basis Data: E-Ticketing Kereta Api

Di Balik Sebuah Buku