A Little Story
Gerimis masih turun di kota kecilku malam ini. Tetesan-tetesan air membasahi jalanan dan taman kota yang berada di depan bangunan tempatku berada. Aku duduk di lantai 2 sebuah kafe kecil. Sengaja aku memilih tepat duduk paling pojok. Lewat kaca jendela besar di sebelah kananku yang sedikit berembun, aku dapat menikmati pemandangan taman yang begitu indah. Lampu-lampu, bangku taman, pepohonan, dan bunga-bunga yang bermekaran, ah...rasanya tak akan pernah bosan aku berada di sini.
Kulirik secangkir kopi panas di depanku yang mungkin sekarang sudah berubah nama menjadi kopi dingin, sama sekali tak kusentuh cangkir tersebut sejak diantar oleh pelayan 1jam lalu. Kemudian pandanganku bergeser sedikit ke arah kanan. Sebuah laptop. Laptop yang sudah kuanggap sebagai sahabat sejatiku sendiri. Tersenyum aku membaca semua komentar di blog pribadiku. Di mana aku menuliskan segala isi hatiku. Semua itu membuatku merasa lebih berharga. Membuat aku merasa tak memiliki kekurangan sama sekali.
Sejenak aku melamun hingga seorang pelayan memberiku isyarat bahwa kafe akan segera tutup. Aku mengangguk dan segera mengemasi barang-barangku, kemudian berjalan santai ke arah pintu keluar. Tak lupa aku memberi senyum pada pelayan yang berada di samping pintu. Hujan rupanya telah reda. Aku berjalan pulang sambil memikirkan apa yang akan aku tulis selanjutnya. Tulisan yang bisa mewakilkan ucapanku. Agar aku tetap dapat mengungkapkan isi hati kepada orang lain meskipun aku tak dapat mengucapkannya. Agar orang yang bernasib sama sepertiku tidak berkecil hati dan percaya bahwa mereka pun bisa seperti orang-orang di sekitar mereka yang terlahir sempurna.
Komentar
Posting Komentar
komentar anda, semangat saya :)))