Kita adalah pelangi...


Pelangi.
Aku selalu terpukau mendengarnya. Warna-warna indah terbayang jelas setiap mendengar kata tersebut. Saat kecil dulu aku selalu ingin pergi ke sana. Tinggal di atas sana dan bermain seluncuran menggunakan pelangi. Apalagi setelah menyaksikan Video Clip Sherina yang berjudul Balon Udara, saat itu aku percaya bahwa awan bisa diinjak, dan aku semakin bersemangat untuk menggapai pelangi.

Pertama kali aku melihatnya saat sedang menuju rumah nenek bersama saudara-saudaraku. Mungkin sekitar 9 atau 10 tahun lalu. Pertama kali aku melihat pelangi bukan hanya pada gambar di buku cerita yang berjejer di rak buku rumahku. Saat saudara-saudaraku berseru senang, aku justru terbelalak dan tersenyum lebar, tanpa suara. Pelangi itu membentuk setengah lingkaran, bagaikan menembus awan, merah-kuning-dan hijau. Hanya itu. Ya, tidak sejelas seperti yang pernah kulihat di dongeng-dongeng, tapi pelangi itu membuat Nada kecil terpukau.

Usiaku semakin besar, dan saat kepercayaanku tentang awan yang bisa diinjak sedikit demi sedikit berkurang, kekagumanku terhadap pelangi justru tidak pernah hilang.
Aku selalu tersenyum melihatnya, karena ia adalah cahaya yang terbit setelah gemuruh halilintar dan hujan deras. Menyingkirkan setiap kegelapan langit.

Kau tahu? Ternyata semua impian masa kecilku terkabul. Memang tidak persis seperti yang kuimpikan, namun kini aku benar-benar bisa menggapai pelangi...

Kalian adalah pelangi yang dapat kurangkul. Dengan berbagai perbedaan dalam diri kita, bagaikan warna pelangi yang bermacam-macam, namun saling melengkapi. Mereka semakin indah dengan perpaduan warna-warna tersebut. Aku tidak bisa seperti kalian, dan kalian pun tidak bisa seperti aku. Tentunya kita saling melengkapi, dan membuat indah setiap langkah hidup yang kita lalui bersama.
Kita adalah pelangi, yang bersama-sama menyambut mentari. Tidak ada yang dapat memisahkan, selama masih ada hujan dan matahari ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume RE: Menyolder, Membuat Rangkaian Seri dan Paralel

#Sistem Basis Data: E-Ticketing Kereta Api

Di Balik Sebuah Buku