ketika hati menjerit

ketika seorang wanita menangis, itu bukan karena ia seorang yang lemah, tetapi itu menandakan bahwa ia sudah tidak kuat untuk berpura-pura kuat. Dan itulah yang aku lakukan hari ini.

Pagi yang sangat menegangkan pastinya. Bukan hanya aku, semua kelas 9 bernasib sama. Menunggu.
Suasana hati yang tegang seolah mencair dengan sampainya pesan dari ejet yang mengatakan bahwa nemku hanya 33. Dan benar, ketika aku cek di web, nemku tertulis jelas disana 33.70
Aku menghela nafas. Terlihat raut kecewa kedua orangtuaku, meskipun papa tetap berkata 'tenang..ini bukan akhir segalanya kok da!'
Ya, aku siap menerima ini semua. Bahkan aku sudah siap untuk kemungkinan terburuk sekalipun. Tidak Lulus. Yang aku tidak siap adalah membuat kecewa orang-orang yang sangat kusayang.
Aku melakukan hal itu, setelah suasana kembali normal. Menangis. tentunya dikamar, aku tidak pernah mau orangtuaku melihatnya.
Aku cukup lega sekarang. Dua tetes air yang mengalir dari mataku, membasahi pipiku, bertemu di dagu, hingga akhirnya terjatuh di atas bantal yang membentuk sebuah bulatan hitam basah itu mewakili sebagian jeritan hatiku yang kupendam selama aku masih berkumpul membicarakan nemku yang kurang memuaskan itu bersama orang-orang tercinta. Ketika perlahan bulatan hitam itu mengering, perih di hatiku pun perlahan menghilang.

Maaf ya ma, pa, karena nada belum bisa memberikan yang terbaik. Tapi masih banyak kok orang yang nggak seberuntung aku. aku akan tetap mensyukuri ini semua. Alhamdulillah.. terimakasih ya Allah :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume RE: Menyolder, Membuat Rangkaian Seri dan Paralel

#Sistem Basis Data: E-Ticketing Kereta Api

Di Balik Sebuah Buku