Untukmu
Dulu, aku -dan mungkin juga kau-, pernah terbelenggu oleh paragraf-paragraf patah hati. Pernah jatuh terlalu dalam ke jurang yang orang sebut cinta, hingga jutaan wajahnya menguasai kepala. Pernah lupa, bahwa hati ini tak sendiri mengatur dirinya. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, kita belajar. Perlahan memantaskan diri, menebar benih mimpi, dan tak lupa mengalirkan bait-bait doa, terus dan terus. Sampai pada akhirnya, hari bahagia itu datang. Dia mempersatukan kita pada satu titik temu. Kau adalah teman. Kau adalah jawaban. Kau adalah anugerah terindah yang Allah kirim untuk menemaniku di dunia, dan kuharap di surga-Nya kelak. Terima kasih telah hadir dan mengisi lembaran baru hariku, Galih :)