Sebuah Catatan #4: Waktu Aku Jadi Maru -part1
Harusnya ini aku tulis tahun lalu, telat banget. Tadinya sih ga akan aku terusin, gara-gara telat itu. Tapi, karena beberapa minggu ini ketemu sama wajah-wajah keluarga baru, wajah-wajah yang penuh semangat, ternyata semangat itu menular. Semangat di wajah mereka bikin aku inget sama saat-saat waktu aku ada di posisi mereka. Gini ceritanya... Mahasiswa itu kayak gimana? Yang aku denger, jadi mahasiswa itu ngeri. Semua serba sendiri, cari tugas sendiri, ngejar-ngejar dosen galak, senioritas. Ah, enggak-enggak, ga boleh suudzon. Tapi tetep aja, biarpun aku udah bilang berkali-kali ke hati aku “all is well, all is well”, tetep aja aku deg degan waktu ada panggilan untuk registrasi (belakangan aku baru tau bahwa nama acaranya RAM, registrasi anggota muda). Ntar diapain yah disana, jangan-jangan... berbagai dugaan menghantui pikiranku, tapi toh akhirnya aku berangkat juga. Sampai di upi, awalnya biasa aja, ngantri di BAAK ngurusin data-data diri dan ngambil KTM. Nah, dari sini lah pen